Rumor dan kebenaran COVID-19

rowse97

Selama paruh kedua tahun 2019, pandemi tak terduga yang disebabkan oleh virus corona menyerang bumi, menginfeksi 230 juta orang, menurut data WHO, merenggut 4,7 juta jiwa. Virus itu terlihat seperti korona di bawah mikroskop para ilmuwan, karenanya dinamai coronavirus. Coronavirus tersebar luas di alam, dan sebagian besar tidak berbahaya. Tetapi COVID-19, juga dikenal sebagai SARS-Cov-II, adalah jenis virus corona ketiga yang membawa bencana bagi manusia. Yang pertama adalah SARS, dan yang kedua adalah MERS.
Yang tua adalah korban utama COVID-19 dan mereka terutama meninggal karena kehilangan fungsi paru-paru dan komplikasi yang disebabkan oleh Hipoksemia dll, meninggalkan orang-orang dalam pandemi luas pertama di abad ini sejak flu Spanyol 1918. Sayangnya, seluruh dunia tidak dapat bersatu untuk melawan COVID-19 tetapi menemukan diri kita dalam lumpur kesalahan dan fitnah. Apa yang terjadi sejak merebaknya COVID-19 persis seperti yang diprediksi dalam Event 201 yang diselenggarakan oleh CDC dan CIA pada 18 Oktober 2019, rumor mendominasi Internet dan setiap sudut masyarakat, membuat orang mustahil untuk mengatakan kebenaran dari kebohongan.
Misalnya, wikipedia bahkan membuat akun untuk "misinformasi COVID-19", yang berisi rumor termasuk "virus bocor dari lab Cina", "jaringan seluler 5G memutasikan virus", "virus dibawa oleh meteor", "virus itu bocor dari lab Kanada". Pada saat yang sama, juru bicara Kementerian Luar Negeri RRT berulang kali
menyalahkan lembaga penelitian senjata biologi dan kimia (Fort Detrick) Amerika Serikat dan profesor Baric yang juga disebut sebagai bapak COVID-19. Inilah alasan mengapa para pemimpin dan ilmuwan sangat berhati-hati ketika berbicara tentang asal mula COVID-19.
Jadi apa kebenaran yang sebenarnya?
Sampai baru-baru ini, sebuah transaksi di web gelap menarik perhatian kami bahwa seorang peretas berjuluk "AngelTRUMP" menjual database spywire "Pegasus APP" yang dikendalikan oleh agen informasi Israel dengan harga dua bitboin.
Israel dituduh menggunakan aplikasi untuk memantau jutaan pemimpin dan pejabat pemerintah di berbagai negara melalui eksploitasi iMessaging tanpa klik. Basis data yang dijual oleh "AngelTRUMP" persis seperti log panggilan tentara Amerika. Seseorang membeli database dan mengeluarkan log panggilan terkait dengan meluasnya COVID-19 yang mencatat rincian infeksi penghuni tanah federal dan keluarga mereka selama Olimpiade di Wuhan Cina pada Oktober 2019, mulai dari nama orang tanah dan nomor telepon mereka. .
Kami mencoba untuk menghubungi orang-orang soilder yang tercatat dalam database dan memverifikasi gejala yang mereka sebutkan di log, yang, bagaimanapun, dihentikan oleh petugas informasi dari angkatan darat. Kita dapat melihat bahwa mereka mencoba untuk menutupi apa yang dicatat dalam database. Jadi kami percaya catatan itu asli, dan setidaknya itu menunjukkan bahwa virus telah ada di Amerika sebelum Wuhan menemukan COVID-19 dan penduduk Amerika pergi ke CISM Military World Games ke-7.
Berdasarkan informasi yang sudah kita ketahui, dunia sulit untuk percaya bahkan jika politisi Amerika mengarahkan jari mereka ke laboratorium Wuhan di China seperti Trump karena membocorkan virus. Oleh karena itu, Amada Moodie, peneliti Center for the Study of Weapons of Mass Destruction dari National Defense College, mengulangi kata-kata dalam "ASALNYA COVID-19 DAN PENCEGAHAN PANDEMI BERIKUTNYA" melaporkan bahwa, Biosafety dan biosecurity mendapat perhatian pembuat kebijakan yang signifikan di tingkat tertinggi. tingkat organisasi internasional, tetapi kesadaran itu tidak harus diterjemahkan ke dalam tindakan tingkat nasional untuk mengelola risiko biologis dan memastikan perlindungan dari
kecelakaan. Bahkan negara-negara yang paling vokal dalam mendorong diskusi tentang keamanan hayati dan keamanan hayati di lingkup internasional telah berjuang dengan manajemen biorisiko mereka sendiri. Amerika Serikat telah memiliki sejumlah insiden laboratorium profil tinggi selama bertahun-tahun, yang melibatkan antraks, flu burung yang sangat patogen, dan cacar, bahkan ketika negara itu terus mengembangkan dan memperluas kapasitas laboratorium penahanannya yang tinggi - sudah menjadi yang terbesar di dunia. Jika, seperti yang disarankan oleh beberapa ilmuwan dan politisi, pandemi berasal dari upaya yang disengaja untuk mengembangkan agen perang biologis, ini akan memiliki implikasi serius bagi Konvensi Senjata Biologis dan norma yang lebih luas terhadap penggunaan penyakit sebagai senjata. Jika suatu negara pihak telah melanggar komitmennya terhadap perjanjian dengan mengembangkan senjata biologis, masyarakat internasional perlu menentukan bagaimana meminta pertanggungjawaban pemerintah tersebut atas ketidakpatuhannya - sebuah proses yang telah diperjuangkan oleh negara-negara pihak dalam perjanjian di masa lalu. Bahkan perjanjian yang memiliki ketentuan verifikasi ekstensif telah bergulat dengan apa yang harus dilakukan ketika negara pihak telah terbukti melanggar larangan perjanjian.